Tulung Selapan, OKI – Dalam suasana haru dan penuh semangat, Kapolda Sumsel, Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo, terjun langsung ke garis depan pertempuran melawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Kunjungan Kapolda Sumsel pada Sabtu (3/8) menjadi bukti nyata komitmen Polda Sumsel dalam menjaga lingkungan dan melindungi masyarakat dari dampak buruk karhutla.
Dengan wajah penuh keprihatinan, Kapolda menyaksikan langsung kondisi lahan yang telah hangus terbakar akibat karhutla.
Kapolda Sumsel juga menyempatkan untuk berdialog dengan para petani yang kehilangan mata pencaharian akibat karhutla, serta anak-anak yang terpaksa menghirup udara penuh asap.
Air mata haru menetes saat seorang nenek menceritakan betapa sulitnya hidup di tengah kabut asap yang tebal.
“Ini bukan hanya soal kebakaran, ini soal masa depan kita semua,” ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo dengan suara bergetar, Sabtu (3/8/24).
“Kita harus bersatu padu untuk melawan api dan menjaga bumi kita agar tetap hijau,” jelas Rachmad.
Dalam kunjungannya, Kapolda tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga turut serta dalam kegiatan pemadaman api. Bersama petugas dan relawan, Kapolda berjibaku dengan kobaran api yang berusaha merangsek semakin dalam.
Tindakan nyata Kapolda ini menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.
“Saya sangat terharu melihat semangat gotong royong masyarakat dalam menghadapi bencana ini,” ungkap Alumni Akpol 93 ini kepada Sumselviral.com.
“Ini membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang kuat dan saling peduli terhadap lingkungan,” jelasnya.
Selain melakukan pemadaman api, Kapolda juga memberikan bantuan berupa sembako dan peralatan pemadam kebakaran kepada masyarakat yang terdampak karhutla.
Dirinya berharap bantuan ini dapat meringankan beban mereka dan memberikan semangat untuk tetap bertahan.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang dapat memicu terjadinya karhutla.
“Mari kita tanamkan kesadaran bahwa hutan adalah rumah bagi kita semua. Dengan menjaga hutan, kita telah menjaga kehidupan kita sendiri,” tegas Irjen Rachmad.