Kisah Inspiratif Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo. Anak Kolong Yang Kini Jadi Dirreskrimum Polda Sumsel

  • Bagikan

Palembang, SV – Komisaris Besar (Kombes) Polisi (pol) Muhammad (M) Anwar Reksowidjojo SH SIK, sosok perwira menengah berdarah Madura yang saat ini menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel.

Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK, dilantik langsung oleh Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) yang saat itu di pimpin Irjen Pol Drs Toni Harmanto MH, di Gedung Presisi lantai 7 Mapolda Sumsel pada Jumat 7 Januari 2022 yang lalu.

Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Aceh, kini resmi dilantik menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum menggantikan posisi kursi yang ditinggalkan oleh Kombes Pol Hisar Siallagan SIK setelah Kapolri Listyo Sigit Prabowo, memutasi sejumlah jabatan di lingkungan Polda Sumatera Selatan.

Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK
Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK

Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK dikenal sebagai sosok polisi yang tegas dan baik hati terhadap bawahan serta orang disekitarnya, sederet prestasi serta jabatan pernah dipegangnya.

Berikut biodata dan jejak Karir Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK :

Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK merupakan perwira polisi berdarah Madura yang dilahirkan di Surabaya pada tanggal 14 Desember 1971 dan di besarkan di Jakarta serta memulai pendidikan Sekolah Dasar (SD) tahun 1978.

Setelah tamat SD pada tahun 1984, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama (SMP) pada tahun 1984 dan lulus tahun 1987, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA) tahun 1987 dan lulus di tahun 1990.

Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK
Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK

Berlatar belakang memang dari keluarga militer, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK kemudian mengikuti pendidikan AKPOL (AKBRI) dan lulus pada tahun 1993.

Tepat pada tahun 1995, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK dipercaya menjabat sebagai Kepala Urusan Binops Lantas Polresta Bandung Timur pada tahun 1995 sampai 1996.

Ditahun yang sama (1996), Karir M Anwar Reksowidjojo mulai menanjak dan mendapatkan promosi mutasi menjadi Kapolsek Kandanghaur Polres Indramayu pada tahun 1996 sampai 2001.

Tahun 2001, Karir Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK di mutasi ke Polda Bali, dan berbagai jabatan penting pernah di jabat, kemudian mendapatkan promosi mutasi jabatan menjadi Kapolsek Kuta Bali pada tahun 2002 sampai 2003, kemudian di mutasi kembali ke Reserse kriminal di Polda Bali, dan menjabat sebagai Kanit Tipikor, kemudian menjabat jadi Kanit Tipiter Reserse Kriminal di Polda Bali sampai tahun 2007.

Ditahun yang sama 2007, Kombes M Anwar berhasil menyelesaikan pendidikan SESPIMEN, kemudian di mutasi ke Bareskrim Polri sampai 2011.

Kemudian pada tahun 2011 dimutasi kembali ke Jawa Tengah menjadi Kapolsek Banjarnegara selama 2 tahun lebih.

Pada tahun 2014, Kemudian mendapatkan promosi dimutasi ke Polda Lampung menjadi Wadir krimsus Polda Lampung selama 4 tahun.

Kemudian dipercaya lagi oleh pimpinan, pada tahun 2018 di mutasi menjadi Direktur Reserse Narkoba di Sulawesi Barat atau Mamuju.

Kemudian selama satu tahun di Mamuju, atas perintah pimpinan, pada tahun 2019 kembali dimutasi menjadi Direktur Reserse Narkoba Polda Aceh.

Saat menjadi Direktur Reserse Narkoba Polda Aceh, kemudian sekolah SESPIMTI kemudian setelah lulus sekolah SESPIMTI, dimutasi kembali ke Bareskrim Polri di Direktorat 4 Narkoba sebagai sebagai Kasubdi 2 Psikotropika selama 1 tahun.

Kemudian mendapatkan kepercayaan kembali oleh pimpinan pada tahun 2022, dimutasi menjadi Direktur Kriminal Umum Polda Sumsel, sampai sekarang.

Saat di wawancarai di ruang kerjanya, ada sepenggal cerita menarik dan menginspirasi dari perjalanan karir Kombes Pol M Anwar Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK.

“Saya anak kolong, yang dulu saat SMA sering juga tawuran dan berkelahi. Saat itu masih remaja, masih mencari jadi diri,” jelasnya.

“Ayah saya saat itu adalah tentara dari angkatan laut, dan dari dulu memang bercita-cita mau jadi tentara,” ujarnya.

“Saat mendaftar di AKPOL yang saat itu AKABRI, saya masih mengenakan pakaian sekolah, dan Alhamdulillah masuk, kemudian saat itu ikut tes psikologi masing-masing Matra, dan lulus di kepolisian,” terangnya.

“Lulus menjadi prajurit pratar atau calon prajurit taruna untuk Matra kepolisian pada saat itu tahun 1990, dan lulus tahun 1993,” ujar M Anwar.

Menurut Kombes M Anwar, berbagai jabatan penting telah di pegang dan di jalani, akan tetapi saat menjadi Kapolsek Kuta Bali adalah pengalaman yang paling menegangkan.

Karena saat itu, ada tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang bom.

Saat itu, ketika pukul 22:00 WITA, saya bersama anggota baru saya berpatroli keliling dan juga lewat di depan Paddy’s Pub dan Sari Cafe, kemudian kembali ke Polsek Kuta pukul 22:45 WITA.

Baru saja 15 menit istirahat bersama anggota di Mapolsek, kita mendengar suara ledakan yang sangat dahsyat. Dan kemudian mendapatkan laporan bahwa ada Bom yang meledak.

Saat itu suasana mencekam, sementara personil Polda Bali, Polsek Kuta bersinergi bersama instansi pemerintah serta ormas dan satuan masyarakat, bahu membahu dalam membantu mengevakuasi para korban.

Perlu diketahui, dikutip dari laman Wikipedia, Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 WITA. Lebih dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan 200 lebih lainnya luka berat maupun ringan.

Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 WITA, bom meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Tercatat 203 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut.

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy’s Pub berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50–150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.

“Itu lah pengalaman yang paling menegangkan dalam hidupnya selama bertugas menjadi anggota polisi,” terangnya.

“Kalau saat itu bom nya meledak waktu kita sedang patroli, mungkin saat itu kita juga ikut jadi korban,” jelasnya.

Dirinya berharap, untuk generasi muda saat ini, agar selalu memiliki impian untuk meraih cita-cita dimasa depan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *